Tantangan dan Peluang ISP di Era Digital

Pesatnya pertumbuhan internet mempengaruhi dinamika kebutuhan internet yang berdampak pada tantangan perkembangan ISP. Ketika World Wide Web dan Internet pertama kali muncul pada tahun 1991.

Hanya butuh beberapa dekade bagi 4,7 miliar orang di dunia untuk menjadi bergantung pada internet, membuka jalan bagi revolusi berikutnya seperti cloud, 5G, dan IR 4.0 untuk muncul.

Dengan jumlah permintaan internet yang begitu besar, ISP harus mencari atau menemukan peluang untuk tetap berkelanjutan dan, jika memungkinkan, mengoptimalkan keuntungan mereka.

Namun, untuk memahami apa peluang ini dan bagaimana ISP dapat meningkatkan penghasilan mereka, ISP pertama-tama harus memeriksa medan dan kesulitan permainan saat ini.

Untuk mengatasi masalah ini, Telkom DWS menyelenggarakan konferensi berjudul “Hal Besar Berikutnya ISP: Menarik Pelanggan Anda dan Memonetisasi Peluang Pasar Digital,” di mana mereka berbagi pandangan tentang tantangan ISP yang ada dan solusi potensial.

Berikut adalah beberapa masalah utama yang dihadapi ISP di era digital ketika pandemi global sedang berlangsung:

1. Biaya Operasional

Ketika era digital meningkatkan ketergantungan kita pada internet, penyedia internet Jepang, melaporkan lonjakan lalu lintas internet 30-40 persen selama pandemi. Kenaikan serupa (40%) diamati di Spanyol dan negara-negara lain.

Tuntutan yang meningkat ini membebani biaya pemeliharaan dan pengoperasian infrastruktur internet. ISP kemudian harus mencari cara untuk membuat rencana dan keputusan bisnis yang tepat agar bisa menghemat anggaran.

2. Pertumbuhan Daya Beli yang Tidak Ada

Sementara permintaan internet tumbuh, pandemi memiliki pengaruh besar pada perekonomian, mengakibatkan penghambatan pertumbuhan daya beli. Di Amerika Serikat, penyedia layanan internet (ISP) utama seperti AT&T, Comcast, dan T-Mobile menandatangani janji untuk menjaga rumah-rumah Amerika berpenghasilan rendah tetap terhubung ke internet.

Di Indonesia, pemerintah juga telah memberikan kuota internet kepada pelajar. Mereka juga menunjukkan bagaimana pelanggan dalam pandemi tidak memiliki daya beli untuk membeli lebih banyak. ISP tidak bisa hanya menaikkan biaya mereka untuk meningkatkan pendapatan.

3. Terjadinya Perang Harga

Dengan lebih banyak permintaan, muncul persaingan yang meningkat. Dan, terlepas dari kenyataan bahwa itu bertentangan dengan teori permintaan-penawaran tradisional, tidak jarang menyaksikan perang harga ketika permintaan tinggi, mengingat pelanggan sekarang memiliki lebih banyak pilihan.

Jika dipadukan dengan keinginan untuk menekan biaya operasional, dampak perang harga ISP bisa berakibat fatal. Untuk menambah masalah, ISP yang menggunakan model B2B mungkin mengalami masalah tambahan sebagai akibat dari beberapa klien komersial yang menghentikan operasi atau mengurangi pengeluaran mereka selama krisis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *